Sekolah Tinggi Pariwisata “Satya Widya” Surabaya adalah perubahan bentuk perguruan tinggi dari Akademi Pariwisata (AKPAR) “Satya Widya”, yang ketika didirikan dengan akta notaris pada tanggal 17 Oktober 1968 bernama Akademi Perhotelan dan Pariwisata (APERTA) dengan jurusan Perhotelan, Bina Wisata dan Usaha Jasa Pariwisata. Mendapatkan status “Diakui” pada tahun 1993, dan status “Disamakan” pada tahun 1999.
Berubah bentuk menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata pada tahun 2000, berdasarkan SK. Mendiknas No. 223/D/O/2000, tgl 16 Oktober 2000, dengan jenjang pendidikan D3 dan D4. Dan pada tanggal 1 September 2006 dengan SK.Ketua BAN PT No. 010/BAN-PT/Ak-IV/Dpl-III/IX/2006 Program Studi BINA WISATA
memperoleh status “Terakreditasi” dengan Peringkat A dan berdasarkan SK. Ketua BAN PT tanggal 14 September 2006 No. 012/BAN-PT/Ak-VI/Dpl-III/IX/2006, Program Studi PERHOTELAN memperoleh status “Terakreditasi” dengan Peringkat B serta berdasarkan SK Ketua BAN PT No. 004/BA-PT/Ak-III/Dpl-IV/IX/2006 Program Studi MANAJEMEN KEPARIWISATAAN dan MANAJEMEN PERHOTELAN memperoleh status “Terakreditasi” dengan Peringkat B.
Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) “Satya Widya” Surabaya, mempunyai beberapa dosen baik dosen Luar Biasa (LB) ataupun Dosen Tetap Yayasan. Jumlahnya adalah 34 orang, yang dibagi menjadi 4 jurusan yaitu, jumlah dosen Bina Wisata sebanyak 10 orang, jurusan Perhotelan 9 orang, jurusan Manajemen Kepariwisataan 8 orang,dan jurusan Manajemen Perhotelan 7 orang. Dari keseluruhan jumlah tersebut, dosen yang lulusan S2 ada 13 orang, sedangkan yang sedang disekolahkan S2 belum ada. Dalam Kurun waktu 2005 – 2009 tidak ada pemberhentian dosen dan juga tidak ada perekrutan dosen.
Selain tenaga pengajar, keberadaan laboratorium merupakan persyaratan mutlak yang harus ada bagi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) “Satya Widya” Surabaya, untuk mencetak tenaga-tenaga yang handal dan terampil di bidangnya. Pada saat ini Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) “Satya Widya” Surabaya, telah memiliki 15 laboratorium. Laboratorium tersebut sangat memerlukan renovasi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dari stakeholder dan user. Sehingga tantangan yang dihadapi dalam hal sarana dan prasarana adalah renovasi untuk pengembangan laboratorium yang sudah ada, hal ini diperlukan dalam mendukung proses belajar mengajar, untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan stake holder dan user pada saat ini.